Kita Hanya Kurang Fokus
Tatkala hidup menarik kita dari segala arah dengan begitu kuatnya, ke manakah kita harus benar-benar menaruh fokus?
Sebenarnya kita sudah tahu aturan mainnya, tapi memang kita lebih sering lupa.
Kita sama sekali tidak punya kuasa atas masa lalu, sebab itu kita juga mustahil mengubahnya. Jadi, satu-satunya peluang adalah dengan memperbaiki apa yang ada hari ini.
Kita juga tidak bisa menentukan dan mengatur masa depan, tapi kita masih saja terus merisaukannya. Tapi karena esok hari dibangun dan dimulai dari hari ini, sudah jelaslah apa yang mesti kita fokuskan: hari ini.
Hari ini adalah waktu untuk mengevaluasi dan memperbaiki apa yang telah lalu, juga mempersiapkan dengan baik untuk menyambut apa yang akan datang.
Mungkin kita memang hanya kurang fokus, hingga membuat kita terus saja gelisah.
Semoga Allah merahmati Syaikh Abdurrahman as-Sa’di atas ucapan beliau rahimahullah,
“Salah satu sebab untuk menepis rasa gundah dan sedih adalah fokus pada amalan hari ini, tidak terlalu khawatir dengan apa yang akan datang, dan tidak sedih berlebihan atas masa lalu.
Karena itu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam berlindung kepada Allah ta’ala dari hamm dan huzn.
Huzn adalah penyesalan berlebihan terhadap masa lalu yang tidak mungkin kembali dan diperbaiki.
Hamm adalah kekhawatiran terhadap masa depan.
Seorang hamba hendaknya fokus pada hari ini. Hendaknya ia kerahkan kemampuan dan usahanya untuk memperbagus amalan hari ini dan waktu yang dihadapi. Ketika seorang konsentrasi untuk itu, ia akan terlupakan dari khawatir dan sedihnya.”
Al-Wasailul Mufidah li Nailil Hayatis Sa’idah, hlm. 16
Faedah dari: Tim Fawaid dan Asatidzah pembimbing
ΨΩΨΈΩΩ
Ψ§ΩΩΩ Ψ¬Ω
ΩΨΉΨ§
π UKHUWAH ANAK KULIAH
www.ukhuwahanakkuliah.com