Jadilah Seperti Orang Asing
Artikel ini adalah catatan taklim BW dari Jawa Barat, yang bertemakan kehidupan seorang muslim di dunia bagaikan orang asing.
#CatatanTaklimku
•┈ ﷽ ┈•
• Dari Abdullah Ibnu Umar radhiallahu anhuma (salah satu dari putra sahabat Umar bin Khaththab radhiallahu anhu) berkata,
“Rasulullah ﷺ memegang kedua pundakku dan berkata, ‘Jadilah engkau seperti orang asing/musafir (di dunia).'”
• Kalau engkau sedang berada pada waktu petang, jangan tunggu sampai datangnya pagi; dan jika engkau berada pada pagi hari, jangan tunggu sampai sore hari.
• Manfaatkan masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu. Ambillah masa hidupmu sebagai bekal sebelum tiba kematianmu.
• Anggaplah dirimu sebagai ahli kubur, karena kita tidak tahu apakah esok kita masih menjadi manusia hidup ataukah sudah menjadi jenazah.
• Beribadahlah kepada Allah seakan-akan engkau sedang melihat-Nya.
• Sesungguhnya kehidupan dunia adalah perhiasan yang fana, sedangkan akhirat adalah kehidupan yang kekal.
• Kematian adalah sesuatu yang ‘yaqin‘ (yang pasti), sebagaimana dalam tafsir “Beribadahlah sampai kalian menjumpai al-yaqin’, yaitu sampai engkau menump kematian.
• Kehidupan di dunia sesungguhnya seperti musafir yang sedang berteduh di bawah pohon, untuk kemudian melanjutkan perjalanannya kembali. Apakah orang-orang yang berakal akan mendirikan bangunan yang megah saat hanya untuk berteduh sebentar?
• Di akhirat nanti, 1 hari sama dengan 50.000 tahun waktu di dunia.
• Manusia, anak-anak Adam, berasal dari surga; dan barang siapa selama di dunia mengikuti petunjuk-petunjuk dari Allah, niscaya dia akan kembali ke tempat asalnya, yaitu al-jannah (surga).
Dan barang siapa tidak mengikuti petunjuk Allah, niscaya ia akan sengsara di dunia dan di akhirat.
• Dunia ini sedang berjalan menjauh, sedangkan akhirat sedang berjalan mendekat. Seorang yang berakal pasti akan bersiap-siap untuk menemui yang sedang mendekat.
Apalagi yang mendekat adalah sesuatu yang belum pasti, apakah ia akan selamat (di dalam surga) ataukah sengsara (di dalam neraka).
• Hari-hari ini (selagi hidup di dunia) adalah hari-hari untuk beramal, bukanlah hari perhitungan. Maka dari itu, perbanyaklah beramal dan janganlah engkau hitung seberapa banyak ibadah yang telah engkau lakukan.
• Perbanyaklah bekal untuk perjalananmu dengan bekal terbaik, dan sebaik-baik bekal adalah ketakwaan.
• Rasulullah ﷺ juga berpesan kepada para sahabatnya yang akan melakukan perjalanan, agar berjalan sesuai dengan kemampuannya dan jangan dipaksakan.
Makna lain dari ucapan Rasulullah ﷺ di atas: jangan beribadah dengan ekstrem, yang membuat engkau sakit dan tidak bisa lagi beribadah.
• Dunia itu seperti khamr setan, yang memabukkan/menyibukkan/melalaikan manusia hingga akhirnya mereka baru tersadar saat masuk ke liang kubur.
• Manusia berlomba-lomba mengumpulkan harta. Jika manusia mempunyai satu lembah berisi harta, niscaya ia masih akan menginginkan satu lembah lagi, sampai mulutnya dipenuhi tanah (dikubur).
• Bagaimana mungkin seseorang akan tenang hidup di dunia bila setiap satu harinya akan menghancurkan pekannya, pekannya menghancurkan bulannya, bulannya menghancurkan tahunnya, dan tahunnya menghancurkan umurnya?
• Setiap hari umur seseorang akan berkurang, dan semakin mendekat ke tujuan akhirnya.
Di tujuan akhirnya nanti ia akan bertemu Allah, dan ia akan menghadap Allah. Allah akan menanyainya, “Apa yang sudah engkau lakukan?”
Karena itu, bersikap/berbuat baiklah di sisa umurmu, niscaya Allah akan menerima segala kebaikan di sisa umurmu.
• Segeralah bertobat, memperbaiki diri, dan beramal saleh. Jika engkau berada pada pagi hari, jangan tunggu hingga sore hari. Jika engkau berada pada sore hari, jangan tunggu hingga pagi hari, karena kalian tidak tahu kapan Allah menentukan kapan habisnya waktumu, dan engkau tidak bisa meminta perpanjangan waktu.
• Berlomba-lombalah engkau dalam kebaikan, bersainglah dalam berbuat kebaikan, dan bersegeralah engkau dalam mendapatkan ampunan Rabb-mu serta mendapatkan surga yang seluas bumi dan langit.
• Zuhudlah engkau di dunia. Bagaimana cara engkau zuhud di dunia? Dengan memperpendek angan-angan.
Apa kira-kira angan-angan seseorang yang jiwanya dipegang oleh Allah, yang sewaktu-waktu bisa mencabut nyawanya?
Bersemangat dalam beramal dan perbaiki kualitas ibadahmu seakan-akan itu adalah ibadah terakhirmu.
• Jika engkau ingin khusyuk dalam shalatmu, tanamkanlah keyakinan bahwa bisa jadi itu adalah shalat terakhirmu.
📒 Catatan Taklim BW dari Jawa Barat, Taushiyah Umum Al-Ustadz
Muhammad bin Umar As-Sewed, 26 November 2022
💡Sudah dirapikan oleh: Tim Fawaid dan Asatidzah pembimbing حفظهم الله جميعا
💬 Mau ikutan ngirim catatan taklim juga? Bisa via link ini: https://bit.ly/KirimCatatanTaklim
📖 UKHUWAH ANAK KULIAH
www.ukhuwahanakkuliah.com