Asma’ Bintu Abu Bakr, Teladan Bagi Kaum Wanita Mengarungi Rumah Tangga
๐๐ก๐น ASMA’ BINTU ABU BAKR, TELADAN BAGI KAUM WANITA MENGARUNGI RUMAH TANGGA
Dikisahkan, bagaimana beratnya pekerjaan yang beliau lakukan demi membantu suaminya. Kesabaran dalam menjalani kesempitan hidup melengkapi kesetiaannya. Az-Zubair menikahinya dalam keadaan tak memiliki harta kecuali hanya seekor kuda. Asmaโ senantiasa mengurus dan memberinya makan.
Di tengah kesibukan merawat anak-anaknya, Asmaโ menggiling biji-biji kurma, mengambil air, serta membuat adonan. Beliau biasa membawa biji-biji kurma di atas kepalanya dari tempat yang jauh. Ditempuhnya jarak sejauh dua mil lebih dengan berjalan kaki.
Lalu apa yang terlintas dalam pikiran sebagian wanita zaman ini. Kebersamaan dalam rumah tangga menjadi terurai lantaran pembangkangan. Kesabaran istri menjadi pupus manakala mendapati kesempitan hidup. Hinaan, cercaan, hingga menuntut kesenangan begitu mudah meluncur dari lisannya.
Kecintaan tanpa diiringi kesetiaan. Sebagian istri justru kurang menghargai jerih payah suaminya. Kepayahan yang mendera tubuh di saat bekerja semakin bertambah dengan perilaku istrinya. Dadanya terasa sempit, beban hidup pun menjadi lebih berat. Sang Suami tidak lagi mendapati ketenteraman dalam rumahnya sendiri. Jenuh, penat, berat itu mungkin yang dirasakannya.
Suatu hari, Asmaโ mendatangi ladang tersebut sambil menyunggi biji-bijian sebagaimana biasa. Lalu bertemulah beliau dengan rombongan Rasulullah. Maka Nabi memanggilnya dan merasa iba, menawarkan untuk membawa serta Asmaโ di belakang rombongan, pada unta yang lain. Istri shalihah ini merasa malu, dan teringat akan kecemburuan suaminya yang sangat. Akhirnya rombongan itu pun berlalu.
Subhanallah. Sebagian suami di masa ini justru telah padam api kecemburuan dalam dadanya. Tanggung jawab terhadap keselamatan istri semakin lenyap di telan waktu. Dia malah membiarkan istrinya asyik bercengkerama dengan lelaki lain, berjalan bersama atau bahkan yang lebih dari itu.
Hingga kemudian Abu Bakr, sang Ayah mengirimkan seorang budak untuknya. Asmaโ pun tidak lagi mengurusi kuda.
Asmaโ adalah seorang wanita yang murah hati lagi dermawan, sebagaimana saudarinya โAisyah. Hanya saja, berbeda dengan โAisyah yang mengumpulkan harta sedikit demi sedikit kemudian menyedekahkannya setelah terkumpul. Asmaโ tidaklah menyisakan sesuatu yang bisa disedekahkannya sampai esok hari. Di antara kemurahannya pula, suatu ketika pernah beliau jatuh sakit. Maka Asmaโ pun memerdekakan seluruh budaknya.
Asmaโ menutup hayatnya di usia seratus tahun pada tahun 73 H. Usia yang panjang, diliputi dengan keshalihan. Tak satu pun gigi beliau yang tanggal dan tidak pula berkurang akalnya. Beliau menjadi shahabat terakhir yang meninggal dari kalangan kaum muhajirin.
๐ Isi artikel ini dinukil dari :
https://bit.ly/3nvkHTW
๐ฎBoleh Join & Share :
http://t.me/ukhuwah_anak_kuliah
http://simpellink.com/medsosuak
๐ฐ UKHUWAH ANAK KULIAH ๐ฐ
โขโข โโโโโโโโ โโฟโโโโโโโโโ โขโข