Ngaji Kitab Tauhid (Bag.19)
📕📚☝🏻 NGAJI KITAB TAUHID (BAG.19)
📚 Serial: Pembahasan Kitab Tauhid || Bab Takut Dari Berbuat Syirik
🖊 Oleh: al-Ustadz Hari Ahadi حفظه الله
____
KEADAAN ORANG YANG MENINGGAL DI ATAS DOSA SYIRIK
Allah ‘azza wa jalla berfirman,
اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۚ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang di bawah (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki.” (Q.S. An-Nisa’: 48)
Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah berkata,
“Ayat ini menunjukkan bahwa kesyirikan adalah dosa yang paling besar. Karena orang yang meninggal dengan membawa dosa syirik, maka tidak akan diampuni. Hal ini harus melahirkan rasa takut yang besar pada diri seorang hamba dari perbuatan dosa yang demikian keadaannya.” (Al-Mulakhkhos fi Syarh Kitab at-Tauhid, hlm. 43)
Juga tentang ayat di atas, al-‘Allamah Ibnu Baaz rahimahullah berkata,
“Syirik adalah dosa yang sangat berbahaya, orang yang meninggal di atas dosa syirik tidak akan mendapatkan ampunan. Kita memohon keselamatan kepada Allah. Sehingga wajib merasa takut (terjerumus ke dalam) syirik.
Seluruh dosa (di bawah syirik) yang dilakukan oleh seseorang lalu dia mati di atasnya, maka berada di bawah kehendak Allah. Jika seorang hamba meninggal di atas dosa zina, durhaka kepada orang tua, minum minuman keras, dan dosa-dosa lain, maka keadaannya di bawah kehendak Allah, dia bisa diampuni dan bisa juga diadzab sesuai kadar dosanya.
Namun apabila dia mati di atas dosa syirik dan kekafiran, dia meninggal sebagai seorang musyrik ‘menyekutukan’ Allah dan kafir kepada Allah, maka tempatnya adalah di neraka, dia kekal selamanya di dalamnya, dia tidak akan keluar dan tidak diberikan ampunan. Kita memohon keselamatan kepada Allah.” (Syarah Kitab at-Tauhid, hlm. 61)
CATATAN PENTING:
Ayat,
اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۚ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang di bawah (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki.” (Q.S. An-Nisa’: 48)
Ini tidak bertentangan dengan firman-Nya di ayat lain,
۞ قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
“Katakanlah, ‘Wahai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang’.” (Q.S. Az-Zumar: 53)
Karena (( اِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا / Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya )) ini bagi orang yang bertaubat.
Sedangkan (( اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ / Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya ‘syirik’ )) tertuju kepada orang yang tidak bertaubat dari kesyirikannya hingga meninggal dunia.¹
[1] Baca: Al-Jam’u al-Mufid, hlm. 34
📮Boleh Join & Share :
http://t.me/ukhuwah_anak_kuliah
http://simpellink.com/medsosuak
🔰 UKHUWAH ANAK KULIAH 🔰
•• ════════ ❁✿❁════════ ••