Menjaga Kalbu dan Lisan Adalah Sebab Keberuntungan
โ๐ป๐ญ๐ข MENJAGA KALBU DAN LISAN ADALAH SEBAB KEBERUNTUNGAN
ุญุจุณ ุงูููุจ ูุงููุณุงู ุณุจุจ ุงููุฌุงุญ ููุงุนูุฏูุฉ ุทูุงูุจ ุงููู ููุงูุฏููุงุฑ ุงููุขุฎูุฑูุฉ ููุง ููุณูุชููููู ูููู ุณูุฑู ููุทูููุจู ุฅููููุง ุจุญุจุณูู ุญุจุณ ููุจู ููู ุทูุจู ูู ุทููุจู ูุญุจุณู ุนูู ุงููุงููุชูููุงุช ุฅูููู ุบููุฑู ููุญุจุณ ููุณูุงูู ุนูู ููุง ููุง ูููููุฏ ูุญุจุณู ุนูู ุฐูุฑ ุงููู ููู ูุง ูุฒููุฏ ููู ุฅูู ูุงูู ูู ุนุฑูุชู ููุญุจุณ ุฌูุงุฑุญู ุนูู ุงููู ุนุงุตูู ูุงูุดููุงุช ูุญุจุณูุง ุนูู ุงููููุงุฌูุจูุงุช ูุงูู ูุฏูุจุงุช ููููุง ููููุงุฑู ุงููุญูุจูุณ ุญูุชููู ูููู ุฑุจู ููุฎูุตู ู ู ุงูุณุฌูู ุฅูููู ุฃูุณุน ูุถุงุก ูุฃุทูุจู ููู ูุชู ูู ูุตุจุฑ ุนูู ูุฐูููู ุงูุญุจุณูู ููุฑ ู ูููููู ูุง ุฅูููู ูุถุงุก ุงูุดููููููุงุช ุฃุนูุจู ุฐูููู ุงููุญูุจูุณ ุงููุธูุน ุนูููุฏ ุฎูุฑููุฌู ู ู ุงูุฏููููููุง ูููู ุฎูุงุฑุฌ ู ู ุงูุฏููููููุง ุฅูู ููุง ู ุชุฎูุต ู ู ุงููุญูุจูุณ ููุฅูู ููุง ุฐูุงููุจ ุฅูููู ุงููุญูุจูุณ ููุจูุงูููููู ุงูุชูููููููู
โก๏ธ Orang yang memiliki harapan yang besar kepada Allah dan negeri akhirat, tidak akan benar perjalanannya kecuali dengan 2 hal:
Pertama : Menjaga hatinya agar tetap fokus terhadap tujuan dan keinginannya, serta mencegahnya dari berpaling kepada selainnya.
Kedua : Menjaga lisannya dari hal-hal yang tidak memberikan manfaat kepadanya, dan berusaha untuk senantiasa berdzikir kepada Allah atau hal-hal yang dapat menambah keimanan dan pengetahuannya kepada Allah.
โ Menahan jiwanya dari kemaksiatan dan syahwat, serta mengendalikan diri agar senantiasa melaksanakan kewajiban-kewajiban dan sunnah-sunnah.
Dia senantiasa menjaga dan mempertahankannya hingga dia berjumpa dengan Rabbnya. Maka Allah akan membebaskan dia dari penjara (belenggu) dunia menuju negeri yang sangat luas dan lapang (surga).
๐ Namun, jika seseorang tidak bersabar dari dua hal tersebut (yang harus dijaga), dan memilih untuk melepaskan (melampiaskan) syahwatnya, maka Allah akan membalasnya dengan penjara yang sangat mengerikan setelah wafatnya.
โ Sungguh setiap orang yang meninggalkan dunia, hanya berakhir pada salah satu dari dua kondisi; terbebas dari penjara (dunia) dan menuju kepada kenikmatan abadi, atau pergi dari kenikmatan semu dan menuju ke dalam penjara yang menyakitkan (Neraka).
๐คฒ๐ป Hanya kepada Allah kita memohon taufik.
๐ [Sumber: Al Fawaid karya Muhammad bin Abu Bakr Ad Dimasyqi, wafat 751 H].
๐ Isi artikel ini dinukil dari :
https://bit.ly/32iKg0M
๐ฐ UKHUWAH ANAK KULIAH
http://Kontakk.com/@medsosuak