Beranda » Artikel » Artikel Akhlak » Meninggalkan Perkataan Yang Menyelisihi Perkataan Nabi

➡✋🏼💬 MENINGGALKAN PERKATAAN YANG MENYELISIHI PERKATAAN NABI

 

✒ Al-Imam Ahmad rahimahullah berkata, “Aku heran melihat suatu kaum yang telah mengetahui kesahihan sebuah sanad, tetapi dia berpendapat dengan pendapat Sufyan (ats-Tsauri rahimahullah, -red.). Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

 

لَّا تَجۡعَلُواْ دُعَآءَ ٱلرَّسُولِ بَيۡنَكُمۡ كَدُعَآءِ بَعۡضِكُم بَعۡضٗاۚ قَدۡ يَعۡلَمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ يَتَسَلَّلُونَ مِنكُمۡ لِوَاذٗاۚ فَلۡيَحۡذَرِ ٱلَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنۡ أَمۡرِهِۦٓ أَن تُصِيبَهُمۡ فِتۡنَةٌ أَوۡ يُصِيبَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٌ ٦٣

 

‘Maka hendaklah takut orang-orang menyelisihi perintahnya (Rasulullah) untuk ditimpakan kepada mereka fitnah dan menimpa mereka azab yang pedih.’ (Q.S. an-Nur: 63)

 

☝🏻 Tahukah kalian apa yang dimaksud dengan fitnah? Fitnah adalah kesyirikan. Jika dia menolak suatu perkataan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, akan terjadi penyimpangan dalam hatinya, lalu dia binasa.”

 

✒ Abu Hanifah rahimahullah berkata, “Apabila datang sebuah hadits dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,harus diterima. Apabila datang (ucapan) dari sahabat, harus diterima. Apabila datang dari tabiin, kita laki-laki, mereka juga laki-laki.”

 

✅ Al-Imam asy-Syafi’i rahimahullah berkata, “Telah sepakat para ulama bahwa barang siapa yang telah jelas baginya sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia tidak boleh meninggalkannya karena ucapan seseorang”

 

👉🏼 Masih banyak lagi ucapan-ucapan ulama sunnah dalam masalah sikap menerima aturan-aturan Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya.

📚 (Lihat Fathul Majid hlm. 463, Jami’ Bayan Ilmu wa Fadhlih 2/132, dan I’lamul Muwaqqi’in 2/171)

 

•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~••~•~•~•~•

 

🔎 Isi Artikel ini dinukil dari :

https://is.gd/5Ac8eL

 

🔰UKHUWAH ANAK KULIAH

http://Kontakk.com/@medsosuak

DMCA.com Protection Status